Siswi kelas 1 SMP ini depresi melihat keadaan disekitarnya.
ayah bundanya slalu bertengkar, semua hal diperdebatkan sampai akhirnya bertengkar. Di sekolah dia slalu dikerjai, tasnya di sembunyikan, selesai Sholat sebelah sepatunya di buang di tong sampah. dikunci di kamar mandi. padahal dia gak pernah ngelakuin hal-hal kayak gitu sama orang lain. dia hanya murid pindahan! apa salahnya murid pindahan? Haaa?! apa salahnya aku mau berteman sama kalian?! apa aku salah? apa salahku?!
semua diungkapkannya disebuah Diary...
Malam hari dia menangis, mendengar suara semua benda di banting ayahnya.
lama kelamaan dia mulai mencari sesuatu untuk menenangkan pikirannya. sesuatu yang bisa membuatnya tenang... membuatnya merasa bahagia walau hanya sementara.
Setiap ayah bundanya bertengkar, bunda selalu pergi dari rumah. Apa untungnya coba?! 'apa bunda terlalu pengecut untuk menghadapi kenyataan?' itu yang slalu dipikirkannya. 'apa ayah terlalu kaya untuk membuang semua barang di rumah ini?'.
Setiap bunda pergi dari rumah, dia pun ikut pergi. dia mulai mencari kesenangan dengan merokok dan minum-minum. 'aku sendiri di dunia ini! jangan salah kan aku kalo aku berbuat gini! ini semua salah kalian!!' slalu itu yang dia fikirkan berulang-ulang.
suatu hari...
Bunda engga pernah pulang-pulang lagi. 'Apa bunda engga sadar masih ada AKU di rumah ini?'
sampai malam menjelang, dia duduk di ruang tamu sendiri. menunggu kepulangan bundanya. slama 3 malam.
hingga malam ke4... dia membawa tas ranselnya dan jaketnya. dia pergi diam-diam dari rumah malam ini. 'bosan! apa gunanya aku nungguin bunda?! apa dengan aku pergi, bunda akan nyariin aku?'.
pergi ntah kemana, dia melangkah kemana pun dia mau. dia melangkah kemana saja dia suka.
sampai akhirnya jam 1 malam, dia jauh dari rumah... dia duduk disebuah halte.
dia merokok dan duduk selonjoran disitu. dia hanya diam.
INI MEMANG KEBEBASAN! TAPI AKU SENDIRI! APA INI YANG AKU MAU?'BUKAN! bukan ini yang aku mau! ga ada gunanya aku hidup kalau aku ga akan pernah bahagia. ga ada gunanya aku hidup kalau di rumah aku sendiri dan disekola aku gak pernah tenang! dan gak ada gunanya aku hidup kalau aku SENDIRIAN!'
dia membanting sebuah botol minuman dan mengambil serpihannya.
'jangan salahkan aku jika aku mati...'
air mata mengalir dari kedua sudut matanya, terbayang wajah bunda... terbayang wajah ayah... terbayang bagaimana bahagianya dia dulu saat masih kecil. terbayang wajah sahabat-sahabat kecilnya...
'maaf...' ucapnya.
tiba-tiba sebuah tangan merampas kaca itu. dia pun terdiam melihat siapa itu. seorang laki-laki bertubung kurus, berambut jikrak, membawa jaket dan tas selempang berdiri dihadapannya.
dia mulai takut. apa mau laki-laki ini??
dia panik, dia ingin bersama bundanya saat itu. dia butuh bunda.. dia butuh ayah..
mata tajam laki-laki kurus itu menatap tajam kematanya.
"Jika suatu saat kamu jadi presiden, dan kamu bunuh diri. siapa yang akan menjadi presiden? apa kamu memikirkan itu?"dia terdiam sejenak...
lelaki kurus itu memberikan jaket yang dipegang. mereka berdua duduk di halte itu selama sejam lebih. mereka duduk dalam diam. gak ada suara sama sekali.
'apa mau dia? apa dia mau aku memikirkan perkataannya? apa dia mau aku merenungkan semuanya? kenapa hanya diam? apa arti perkataanya?'
semua pertanyaan muncul di fikirannya, dalam diam cewe 12 tahun ini menerawang, pikirannya jauh dari raganya sekarang. jauhhh kedepan.
'jika aku jadi presiden suatu saat? dan aku sekarang aku mati bunuh diri? aku akan melewatkan rasanya jadi presiden, aku akan melewatkan masa masa kejayaanku! jika aku bunuh diri... apa rasanya aku yang hanya bisa melihat teman-temanku sukses suatu saat dan aku hanya menatapnya dari surga? aku sudah mati disaat masa kejayaanku seharusnya terjadi!. dan apa arti kehidupanku slama 12 tahun ini? apa arti perjuangan bunda melahirkanku? apa arti ayah menyekolahkanku dan melindungiku? kalau aku mati... semua akan sia-sia! SIA-SIA!'
pikiranku jauh menuju masa depan...
dan aku sadar, jika aku mati... semua ini gak akan menjadi arti.
jam setengah 4 subuh, lelaki kurus itu pun berdiri, dia mengulurkan tangannya dan meminta jaketnya.
'pulanglah sekarang...'
pesan lelaki itu dan pergi setelah ia mengenakan jaketnya.
cewe 1 SMP itu pulang kerumah, ada sedikit rasa kecewanya ketika sampai dirumah...
bunda belum juga pulang.
kini dia berusia 16 tahun, dan dia percaya semua akan indah pada saatnya...
-Diambil dari sebuah kisah diinternet-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar